Berdzikir mengingat Allah, amal ini merupakan bagian dari ibadah utama yang dapat dikerjakan oleh setiap umat muslim dengan ringan karena mudah melaksanakannya. dan dicintai disisi Allah subhanahu wa ta’ala, ibadah sejatinya memiliki usaha dalam mengerjakanya tidak ibadah itu dikira tanpa ada hal yang dokorbankan, contoh tuk orang yang ingin sholat tentu harus mensucikan diri terlebih dahulu, dengan wudhu misalnya atau mandi janabah, barulah kita bisa melaksanakan sholat, dan dalam sholat juga memiliki rukun rukun yang harus diperhatikan.
begitu juga dengan ibadah yang lainya seperti puasa tentu harus memiliki kekuatan fisik dan kesehatan yang, mana agar mampu melaksanakan ibadah puasa tersebut, dan dapat menahan haus dan lapar seharian dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, begitu dengan amalan haji dan umroh, selain kekuatan dan kesehatan fisik seorang muslim yang ingin menunaikan ibadah haji dan umroh, tentu butuh pengorbanan harta, dan waktu. Namun dengan ibadah yang satu ini Nabi Muhammad sholallahu alaihi wasallam menyampaikan amalan ini adalah amalan yang ringan dan memiliki berat dalam timbangan amalan, dan dicintai disisi Allah subhanahu wa ta’ala,
Dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)
Dua kalimat diatas yang nabi ajarkan ialah, mengingatkan kita untuk senantiasa berdzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala, banyak keutamaan berdzikir dari hadist yang disampaikan Abu Hurairah diatas bahwa dengan berdzikir memberatkan amalan baik kita, dan menambahkan kecintaan Sang Khalik kepada kita, tidaklah hal yang diinginkan hamba kecuali kecintaan Allah kepada kita, dan amalan dzikir tidaklah membebani seseorang sebagaimana ketika seseorang harus berwudhu dahulu seperti hendak sholat, tidak juga dengan harus dengan menahan haus dan lapar sepanjang hari seperti orang yang ingin puasa, dan juga tidak melibatkan harta banyak dan waktu yang panjang.
Dalam Muqoddimah Al Fath (Fathul Bari), Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan keutamaan hadits tersebut sebagai berikut:
Maksud “dua kalimat” adalah untuk memotivasi berdzikir dengan kalimat yang ringan.
Maksud “dua kalimat yang dicintai” adalah untuk mendorong orang berdzikir karena kedua kalimat tersebut dicintai oleh Ar Rahman (Allah Yang Maha Pengasih).
Maksud “dua kalimat ringan” adalah untuk memotivasi untuk beramal (karena dua kalimat ini ringan dan mudah sekali diamalkan).
Maksud “dua kalimat yang berat di timbangan” adalah menunjukkan besarnya pahala.
Alur pembicaraan dalam hadits di atas sangat bagus sekali. Hadits tersebut menunjukkan bahwa cinta Rabb mendahului hal itu, kemudian diikuti dengan dzikir dan ringannya dzikir pada lisan hamba.
Oleh karena itu mari kita membiasakan diri tuk melaksanakan amalan-amalan atau ibadah-ibadah ringan lainnya, dengan melaksanakan dzikir, sedekah karena sedekah tidak diminta besar kecilnya, tersenyum, membuat saudara sesama muslim bahagia, dan ibadah ringan lainya, dengan membiasakan diri dengan amalan amalan ringan, memotivasi kita melaksanakan amalan besar lainya, dan semoga dengan niat baik kita dalam memaksa diri kita dalam beramal, Allah subhanahu wa ta’ala mudahkan kita dan jadikan kita dari bamhanya yang menjadikan amalan ibadah sebagai kebutuhan bukan hanya kewajiban.